Berkhidmat Kepada Umat Berbakti Kepada Negeri, Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia

Kamis, 05 November 2020

Hadhrotusy Syeikh KH. M. Hasyim Asy'ari Tebuireng dan Al Azhar Mesir

Dalam sambutan pembukaan Mukatamar yang ke 14 di Magelang, Hadhrotusy Syeikh KH. M. Hasyim Asy'ari menyampaikan respon beliau terhadap 4 hal yang terjadi saat itu, diantaranya adalah pelecehan terhadap Hadhrotur Rosul Muhammad Shollallahu 'alaihi wa Sallama.


Beliau mengutarakan bahwa kejadian seperti ini merupakan pukulan yang sangat berat serta menyakitkan setiap umat muslim. Dalam keadaan seperti ini beliau tentu menunjukkan pengingkarannya terhadap pelecehan semacam ini dan lebih lanjut beliaupun menyampaikan pelakunya layak menerima hukuman. Namun saat itu belum ada pasal khusus yang mengatur pelecehan seperti ini.


Oleh karena itu, Hadhrotusy Syeikh menyerukan kepada Pemerintahan Belanda saat itu untuk membuat peraturan tentang larangan segala macam pelecehan seperti ini.


Disamping mendesak Pemerintah Belanda untuk membuat peraturan khusus tentang perlindungan simbol-simbol agama, Hadhrotusy Syeikh pun juga mengingatkan semua umat muslim akan kewajibannya terhadap agamanya. Beliau menyatakan ini adalah tanggung jawab umat muslim dan tentu akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hari kiamat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.


Disamping itu beliau menyerukan kepada internal umat muslim untuk:

1. Memperkokoh ukhuwwah; persatuan umat muslim. Dalam pemahaman kami, bersatu dan menanggalkan segala perselisihan serta permusuhan diantara umat muslim adalah langkah kongkrit dalam membela dan menguatkan agama ini.

2. Melandasi segala amal yang dilakukan dengan keikhlasan seraya menata niat yang bersih lagi tulus,

3. Menanggalkan syahwat-syahwat keduniawian.


Melihat ini semua, layaknya sikap kita merespon apa yang terjadi kepada Hadhrotur Rosul maka disamping kita yang tentunya merasa sakit menerima Kekasih kita diperlakukan seperti ini maka yang perlu didorong adalah adanya Peraturan Internasional yang mengatur dan melindungi simbol-simbol seluruh agama, sehingga nantinya, siapa saja dan agama apa saja yang terlecehkan simbol-simbolnya maka ada payung hukum internasional yang menanganinya.


Langkah di atas dalam bacaan kami sudah disuarakan oleh Al Azhar, disamping itu Al Azhar juga mencanangkan akan mengadakan perlombaan karya tulis ilmiah berskala international dengan tema Moral dan Kontribusi Nabi Muhammad dalam membumikan cinta, kebaikan dan kedamaian.


Lebih dari itu Al Azhar pun mengumumkan peluncuran platform global baru dalam rangka memperkenalkan sosok Nabi kasih sayang dan Rasul kemanusiaan kepada dunia yang akan dioperasikan oleh Al-Azhar Observatory for Combating Extremism dengan berbagai edisi bahasa.


Penulis melihat adanya hubungan yang sangat dekat antara apa yang dilakukan Hadhrotusy Syeikh KH. M. Hasyim Asy'ari pada tahun 1939 dulu dengan apa yang dilakukan oleh Al Azhar Mesir hari ini. Sungguh terharu kami, secara pribadi adalah santri Tebuireng yang juga pernah meminum Ilmu dari Al Azhar.


Referensi:

1. Al Inhadh Jilid Pertama (Salah satu pidato Hadhrotusy Syeikh KH. M. Hasyim Asy'ari yang ada di Irsyad al Sari),

2. https://sanadmedia.com/pesan-syekh-al-azhar-dalam-peringatan-maulid-nabi-muhammad-saw/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar