Berkhidmat Kepada Umat Berbakti Kepada Negeri, Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia

Kamis, 26 Maret 2020

Cegah Penyebaran Covid-19, NU Care Lazisnu Pacet Bantu Hand Sanitizer ke Masjid Masjid

Graha NU Pacet-Dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 di wilayah kecamatan Pacet, NU Care Lazisnu MWCNU Pacet Mojokerto berencana menyalurkan Hand Sanitizer ke sejumlah masjid di kecamatan Pacet.
Persiapan dilakukan malam ini, Kamis 26 Maret 2020 dengan mengisi bahan ke dalam botol. Beberapa pengurus tampak bekerja mengisi botol hand sanitizer di Graha NU Pacet.

Kegiatan ini sebagai tindak lanjut hasil rapat kemarin malam. Diharapkan, jum'at besok semua masjid di wilayah kecamatan Pacet sudah menerima cairan hand sanitizer  dari Lazisnu MWCNU Pacet tersebut.

Seperti diketahui bahwa setiap Rabu malam Kamis diadakan istighosah rutin di Graha NU Pacet. Setelah pembacaan doa dilanjutkan dengan rapat membahas tanggap darurat covid-19 di wilayah kecamatan Pacet. Rencananya, untuk menyatukan visi dan misi antara MWCNU dan Banom maka akan dibentuk Tim khusus dan mendirikan Posko NU peduli Covid 19.
Sebelumnya, Ansor kecamatan Pacet dg Bagana-nya juga sudah melakukan penyemprotan disinfektan di masjid masjid, musholla, dan TPQ se kecamatan Pacet. (Agus sekr)


Selasa, 24 Maret 2020

Cegah Penyebaran Covid-19, Ansor Kec. Pacet melakukan Penyemprotan Disinfektan

Graha NU Pacet-Dalam rangka ikut mencegah penyebaran virus corona, PAC Ansor kecamatan Pacet melalui tim Bagana dan Banser mengambil langkah cepat dengan melaksanakan penyemprotan disinfektan ke sejumlah masjid, nusholla dan TPQ di kecamatan Pacet.

Dengan menggunakan 5 tangki semprotan mereka menyusuri masjid, musholla dan TPQ yang sudah siap diafakan penyemprota.

Menurut ketua PAC Ansor Pacet, Mujiburrohman, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan rasa aman secara nyata dan cepat kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona yang saat ini mulai meresahkan masyarakat.

Kedepan program penyemprotan lanjutan akan dikordinasikan dengan MWCNU Pacet dan lembaga lainnya. (Agus sekr)

Sabtu, 14 Maret 2020

Cegah Penyebaran Covid-19, Kyai NU Pacet berkordinasi

Graha NU Pacet-Mojokerto. Sebagai bentuk rasa tanggung jawab terhadap umat, pengurus Tanfidziyah dan para kyai syuriah MWCNU Pacet melaksanakan rapat untuk menyikapi penyebaran virus corona dan dampaknya bagi program kegiatan NU di kecamatan Pacet, Sabtu 14 Maret 2020.

Rapat yang dilaksanakan di ndalem KH Abdul Jamil ini dihadiri oleh KH iskandar Munir, KH Mubayyin Syafii, KH Suyadi Tamsir, H Yusuf (ketua MWCNU), Agus Santoso (Sekretaris) dan panitia ziarah rutin MWCNU Pacet.

Ini merupakan rapat lanjutan setelah sehari sebelumnya mengikuti rapat yang dilaksanakan oleh Forpimka Pacet.
Dalam rapat yg dilaksanakan pagi hari  itu diputuskan beberapa hal, yaitu :
1. Kegiatan ibadah sholat dan kegiatan keagamaan dapat dilakukan seperti biasanya, namun dengan mengikuti standar keamanan dan kebersihan.
2. Masjid perlu menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun
3. Menyerukan pelaksanaan qunut nazilah
4. Membuat dan menyebarkan khutbah terkait musibah corona ke masjid masjid
5. Kubroan fatayat dan kordinasi masjid (ahad, 29 Maret 2020) tetap dapat dilaksanakan selama situasi aman dengan memerintahkan dawamul wudlu dan cuci tangan dengan sabun.
6. Bekerjasama dengan pihak puskesmas dalam memberikan penjelasan tentang covid 19.
7. Ziarah rutin MWCNU yang sedianya mulai dilaksanakan pada tgl 4 April 2020 ditangguhkan. Jadwal selanjutnya menyusul. (Agus sekr)

Jumat, 13 Maret 2020

Cegah Resiko Covid-19, MWCNU Pacet Rakor Dengan Forpimka dan tokoh Masyarakat Pacet

Graha NU Pacet-Mojokerto. Sejumlah pimpinan kecamatan Pacet bersama ormas, tokoh masyarakat, pelaku pariwisata dan dinas kesehatan puskesmas Pacet-Pandan mengadakan rapat kordinasi (Jumat, 13 maret 2020) terkait penyebaran virus corona yang sedang mewabah.

Rapat yang bertempat di lantai 3 aula kantor kecamatan Pacet ini dihadiri oleh Camat (H Moh Malik), KH Iskandar Munir (Rais MWCNU), ust Agus Santoso (sekretaris MUI), H Wiherno (tokoh masyarakat), Budiono (Puskesmas Pacet), H Mukhlason (pengusaha Villa), H Supoyo (ketua asosiasi kepala desa), Bu nyai Rosyidah (PAC Muslimat), Hanik Muniah (PAC Fatayat) petugas polsek dan koramil Pacet serta tokoh tokoh lainnya.

Dalam sambutannya, camat Pacet mengajak semua pihak agar mematuhi anjuran pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus yang berasal dari Wuhan Cina tersebut. Diantaranya menutup sementara obyek pariwisata dan mengadakan penyemprotan disinfektan ke fasilitas umum serta menganjurkan pola hidup sehat kepafa masyarakat. Setiap instansi pemerintah, tempat umum, tempat ibadah perlu menyediakan tempat cuci tangan dilengkapi sabun.

Selanjutnya peserta rapat mendapat penjelasan medis tentang virus corona, penularannya dan cara mencegahnya dari petugas kesehatan UPT Puskesmas Pacet.

Untuk pelaksanaan ibadah dan kegiatan keagamaan, forum rapat menunggu kordinasi ormas Islam dan MUI. Pihak forpimka kecamatan Pacet sementara ini memberikan kelonggaran selama situasi memungkinkan dengan tetap mengutamakan keselamatan bersama. (Agus sekr)

Rabu, 11 Maret 2020

NU BRAND ENRICHMENT


Sebuah Refleksi Harlah NU khusus warga NU Pacet Mojokerto
Oleh : H. Imron Rosyadi

Kemandirian... akhir2 ini menjadi trending topic di NU. Meski bukan merupakan hal baru, karena sejak berdirinya sudah mandiri. Tapi perbedaan kemandirian akhir2 ini ada titik tekan kuat pada pergerakan ekonomi. Dg koin NU sebagai pijakan awal untuk melangkah ke langkah2 berikutnya.. ada yg mendirikan BMT, mini2 market, penyertaan modal pada kegiatan2 usaha dsb. Dengan basis yg kuat sebagai organisasi terbesar di indonesia mgkin di dunia bahkan di akhirat, seloroh seorang cendikiawan dari yogya. Maka bentuk2 usaha itu "seharusnya" sukses.

Fokus pada pendirian bentuk2 usaha itu tampaknya sangat simpel /mudah. Kita tinggal mendirikan koperasi lalu turunan koperasi itu lahirlah BMT, minimarket. Sederhana sekali. Modal dari mana.. kita punya koin yg menjadi ujung tombak penggalangan dana yg saat ini sudah sangat masif/tersebar di warga NU. Kita punya anggota maupun pengurus sudah kawak an  dalam mengelola usaha pribadi.

Tapi tantangannya apakah secara institusi atau kelembagaan NU punya brand bisnis?, ketika kita ingat NU apakah serta merta dalam brand image kita atau kesadaran kita yg pertama adalah sebuah lembaga yg punya gerakan ekonomi dan sukses.

 Sebagai contoh sebuah brand ( merk/klaim ) yg melekat pada seseorang (personal branding) di kampung2 kita apabila menyebut nama seseorang, maka sering kali ada tambahan, P. Ahmad Ayam.. karena dia seorang peternak ayam yg sukses.
Dulu ketika menyebut Wings, maka ingatan pertama kita adalah sabun, tapi sekarang ada enrichment brand atau penambahan brand, sebuah ilustrasi, bicara wings maka ingatan yg muncul bukan hanya sabun tp ada pruduk Mi instan/ mi Sedap dsb. Nah penambahan atau pengayaan  image2 itu idealnya NU miliki, brand yg berkembang dimasyarakat tidak harus gerakan2 sosial keagamaan ansich, tapi ada gerakan ekonomi, shg NU juga diakui bertangan dingin dalan mengininisiasi atau menjadi pionir dalam pengembangan ekonomi.

Ada 2 catatan perjalanan yg bisa diambil pelajaran,

Ketika kami /MWC Pacet ke Ngasem Bojonegoro yg kondang sbg MWC yg langkah ekonomi moncer se Jatim bahkan se Indonesia. Untuk belajar tentang BMT, pada kesimpulannya Ngasem merekomendasikan, lakukan dulu koinisasi dg baik, BMT urusan mudah bila koin itu terkelola dg baik.
Dalam benak kami, ngasem me "warning" betapa susahnya ngurusi hal yg berkaitan dg ke "amanahan" uang.

Begitu juga ketika kami ke Sidogiri yg terkenal sukses dg BMT nya lalu disusul dg usaha minimarketnya. Inti sarannya adalah penting nya jam terbang NU secara institusi untuk melakukan usaha ekonomi. Sidogiri sebelum punya BMT besar, pondok itu punya usaha suplier sembako yg dirintis pengasuhnya dan memperoleh sambutan pisitif dari masyarakat.

Tidak perlu besar untuk memulai sebuah laku branding ini, sebagai contoh MWC Pacet punya gedung besar meski sederhana tapi  layak sewa untuk calon penyewa yg rasional (hemat anggaran). Asal dikelola baik/profesional, ada ruang resepsi yg bersahabat, ada yg menunggu tiap hari dg layanan ramah, harga yg terstandart dg patokan yg jelas. Insya Allah akan menjadi batu loncatan yg baik bagi info yg berkembang di masyarakat riel maupun maya (netizen) yg akan memberikan pengakuan bahwa NU juga profesional kelola lembaga usahanya, bahasanya netizennya mgkin akan dapat bintang di akun googlenya Graha NU.

Langkah diatas disadari betul oleh kalangan muda NU pacet, diskusi2 atau forum rebo malam yg diinisiasi LAZIZNU berproses lama sehingga salah satunya meng ekskusi langkah nyata sebuah rencana bangunan ruang resepsionis yg layak, kantor koin yg gampang diakses online maupun ofline, ruang kongkow2 yg nyaman tapi semua gagal di tengah jalan oleh sebuah veto. Meski semua sudah siap dan termulai.

Kenyataan ini adalah sebuah potret yg benar2 nyata. Ada banyak hal internal NU  yg harus diperbaiki, tantangannya bukan faktor eksternal. Penyadaran, kesabaran,  kerendahan hati, belajar dan istikomah adalah keniscayaan yg harus dipunyai aktivis NU.
Semua adalah proses, selamat mengabdi dan berjuang untuk kejayaan NU.

Wallahu 'a'lam bisshawab

Rabu, 04 Maret 2020

Secuil Perjuangan Prof. DR KH Asep Saifuddin Chalim, M.Ag


Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, M.A. (Pengasuh Pesantren Mahasiswa Annur, Wonocolo, Surabaya yang juga Guru Besar UINSA) mengungkapkan cerita menarik mengenai perjuangan sosok KH Asep Saifuddin Chalim yang beberapa waktu lalu dikukuhkan sebagai Guru Besar UINSA. Ada sesuatu yang besar yang ingin beliau sampaikan melalui penuturan sejarah hidup ini. Begini cerita beliau ...

Asep... nama panggilan yg populer saat saya mengenalnya ketika menjadi teman kuliah doktoral di Fak. Adab IAIN Sunan Ampel pada 1983. Ia hidup serba paspasan. Walaupun demikian, -setahu saya- ia tidak pernah mengeluh dan minta bantuan kpd siapapun. Saya pernah tahu ia pernah menjadi kuli bangunan, hanya untuk menutupi kebutuhan hidupnya.

Sebagai teman, saya sering terlibat diskusi bahkan debat dengannya. Dalam beropini,  perbedaan dan pertentangan lebih sering terjadi. Hal yg selalu saya ingat adalah obsesi dan cita-citanya untuk membuat lembaga pendidikan Islam bertaraf inernasional. Jika Petra bisa membuat gedung tingkat delapan, kita harus bisa membangun gedung tingkat sembilan; ucapnya padaku. Ucapan dan cita-cita "gila"  menurutku saat itu. Jadi, walaupun ia hidup serba "kekurangan", itu tidak menghalangi untuk bercita-cita setinggi langit. Antara 1983-984 saya tahu Asep... menjadi guru kelana di SMP dan SMA Swasta  antara Lamongan, Gresik dan Surabaya. Saya tidak tahu apakah ia juga mengajar di Sidoarjo.

Kemudian, karena saya harus melanjutkan studi ke al-Azhar pada  Oktober 1984, kami berpisah. Tak pernah ada kontak, karena  memang pertemanan kami tidak begitu akrab. Pada 1988 saya kembali ke Sampang setelah menyelesaikan S1 di l-Azhar (1986) dan S2 di Khatoum International Institute di Sudan (1988), saya belum dapat informasi tentang kiprah ASEP SAIFUDDIN  CHALIM temanku itu di masyarakat.Usai saya menikah pd 1989 yang membuat saya tinggal dan menjadi dosen Fak. Adab IAIN Sunan Ampel  pd 1990, saya dapat info kiprah Asep... di masyarakat.

 Saat itu, orang-orang memanggil Ust Asep.. dan  sebagian  memanggil Kiai Asep.  Saya dapat info beliau diserahi untuk "nangani" SD Tunas Bangsa di Kawasan Siwalankerto Surabaya yg hanya punya murid ( kelas 1--6) 25 anak. Kemudian berkat "tangan dingin" beliau, SD Swasta ini menjadi maju dan dalam waktu 1 tahun memiiki lebih 100 murid. Bahkan pada 1992 Kiai Asep mengembangkan untuk membuka SMP sekaligus  menjadi SMP yg relatif ramai peminat.
Lembaga pendidikan inilah yg menjadi cikal bakal Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang beliau asuh sampai sekarang. Sayangnya lembaga ini pada 1997 -- karena satu dan lain hal-- "diambil alih" oleh pemilik yg pernah menyerahkannya kepada Kiai Asep saat beliau meelaksanakan  ibadah haji.Peristiwa inilah diantarana yg mendorong beliau bertekat memdirikan Lembaga Pendidikan MTS,  MA,  SMP dan SMA di bawah naungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

Saat Kiai Asep berjuang mendirikan dan memajukan PP Amnatul Ummah, beliau menerima Amanah sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Surabaya (1990-1995) yg penuh konflik; tapi beliau mampu meredamnya, sehingga PCNU Surabaya relatif diperhitungkan sebagai pemasok kader-kader untuk duduk PWNU Jatim dan PBNU. Bakat kepemimpinan Kiai Asep tampak ketika beliau terpilih sebagai Ketua MUI kota Surabaya (1995-2000).

Sebagai apresiasi dan tafaaul pada kiprah Kiai Asep, ketika kami meresmikan Pendirian Pesantren Mahasiswa (Pesma)  An-Nur Wonocolo (1995) sebagai WAKAF dari HM Noer (alm mertua saya),  saya mengundang Kiai Asep intuk menyampaikan tauusiyah.  Acara IKRAR WAKAF itu diantaranya ditandtangani oleh Drs KH Abd Jabbar Adlan (Rektor IAIN Sunan Ampel). Jadi, sejak saat itu saya inten berkomunikasi dg beliau untuk memajukan Pesantren.

 Untuk menunjang finansial PP Amanatul Ummah,pada 1999 Kiai Asep mendirikan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji ( KBIH ) Amanat Bangsa. Pada 2001 saya menjadi TPIH pada kloter 11 Sub yg 380 JH dari 450 JH adalah jamaah Amanat Bangsa. Saat sama-sama  menjadi pembimbing haji itulah saya lebih mengenal Asep sebagai Kiai yg sangat perhatian pada jamaah, sopan,  memiliki ilmu suwuk,  dan sangat hormat pada pimpinan Kloter. Kiranya KBIH ini menjadi salah satu sarana yg dibangun oleh Kiai Asep untuk memajukan Amanatul Ummah.KBIH ini akhirnya berkembang menjadi PT perjalanan wisata yg tentu mengejar profit.

Pada 2010  Kiai Asep mengembangkan PP Amanatul Ummah di kawasan sejuk desa Kembang Belor Kec. Pacet Mojokerto, dengan modal sebuah villa hibah salah seorang jamaah haji yg beliau bimbing di KBIH Amanat Bangsa.Tekadnya membara untuk merealisir cita-citanya membangun Lembaga Pndidikan Islam bertaraf Internasional. 18 siswa MA dan SMA kelas III Amaatul Ummah Siwalankerto "digembleng" di villa Pacet dengan target praktis; mereka harus diterima pada  PTN Pavorit.Hasilnya ? 100% mereka diterima di PTN sesuai pilihan. Dari sinilah PP Amantul Ummah mendirikan Madrasah Aliyah Bertaraf Internasional (MBI) yang kemudian menjadi pilot proyek MBI Kemenag RI. Kemudian dengan  segala tantangan dalam memangun relasi dg masyarat lokal sekitarnya, menyelesaikan kendala teknis legalitas dg para birokrat Pendidikan di tingkat kota/kabupaten, provinsi dan nasional  Kiai Asep sukses membangun SMP dan Akslarasi, yg kemudian berkembang dalam bentuk pendirian INSTITUT KEISLAAN KIAI ABD CHALIM.

Sejauh yg saya tahu Kiai Asep "kurang bakat"  di dunia politik. Buktinya ? Beliau hanya 2 tahun menjadi  anggota DPRD kota Surabaya dari FKB (1999-2000). Ketika beliau mendukung all out putranya HM Habibrrahman, SE untuk menjadi Caleg DPRI Dapil 1 Jatim dari PPP, hanya sukses jadi Caleg dan gagal mengantarkan putranya itu menjadi "leg". Dalam permainan politik, selama ini beliau dikenal  sebagai pendukung atau pendulang suara yg lihai dan konsisten. Tentu sebagai pengasuh Ponpes yg sukses dan kiprahnya dalam membangun PERGUNU (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama) menjadi modal sosial-politik untuk mendukung seseorang (bukan dirinya dan keluaganya) untuk " menang " dalam percaturan politik. Beliau menjadi pendukung utama Khofifah IP dalam 3 kali perebutan Jatim 1. Akhinya beliau sukses. Beliau pendukung fanatik Jokowi-JK dan Jokowi-Ma'ruf Amin  dengan JKSNnya.Akhirnya beliau sukses. Kiranya "kiprah politik sebagai pendukung"  inilah yang menjadi pertimbangan utama Presiden Jokowi berkenan hadir dan menyampaikan sambutan dalam prosesi pengukuhan Dr. KH Asep Saifudin Chalim sebagai Profesor bidang Sosiologi di UINSA hari ini Sabtu 29-02-2020.

'Ala kulli hal, KH Asep adalah sosok penting dalam dunia pendidikan Indonesia yang meniti karir dari bawah secara mandiri tanpa membawa "kebesaran" KH Abd Chalim Leuwinunding ayahnya yg juga sebagai pendiri NU.

Kehebatan KH Asep ditopang kemampuan intlektualnya yang tinggi, pengamalan dan penghayatan keislamannya yang tak diragukan.Kemampuan sbg manager,  kepemimpinan yg mengayomi dan mmbangun relasi baik lokal, nasional dan internasional mentahbiskan dirinya sebagai tokoh yang akan diperhitungkan, terutama dalam dunia pendidikan Pesantren maupun pendidikan secara umum.

Modal sosial di bidang pendidikan pesantren inilah membuat saat ini dan yangakan datang semua kontestan politik baik partai maupun masing-masing  calon pemimpin akan sangat membutuhkan dukungan KH Asep Saifddin.

Semoga beliau sehat, panjang umur dg penu berkah; sehingga beliau bisa meealisir semua cita-citanya.Catatan ini semoga mjd pengngat bagi generasi muda utk berobsesesi setinggi mungkin dg berjuang semaksimal mungkin. Insya Allah lebih dari 50 % cita-cita itu akan tercapai. Smg bermanaat. Wallhu a'lam.

5 Rajab 1441 H/ 29 Pebruari 2020.