Berkhidmat Kepada Umat Berbakti Kepada Negeri, Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia

Kamis, 16 Maret 2017

KH HASYIM MUZADI WAFAT




*Profil Singkat KH Hasyim Muzadi*

Ahmad Hasyim Muzadi lahir di Bangilan, Tuban, Jawa Timur pada 8 Agustus 1944 silam dari pasangan KH Muzadi dan Nyai Hj Rumyati. Ia mempunyai istri bernama Hj Mutamimah yang dari rahimnya lahir 6 orang anak yang terdiri dari 3 putra dan 3 putri.

Hasyim Muzadi mengawali pendidikannya di Madrasah Diniyah Tuban pada 1950-1953. Ia kemudian meneruskan ke jenjang pendidikan dasar di SD Tuban tahun 1954-1955 dan berlanjut di SMPN 1 Tuban pada 1955-1956.

Lulus dari sejumlah sekolah tersebut, Hasyim Muzadi meneruskan pengembaraan ilmunya ke berbagai pesantren di antaranya Pesantren Gontor, Ponorogo (1956-1962), Pesantren Senori Tuban (1963), dan Pesantren Lasem di tahun yang sama (1963).

Pendidikan tinggi ia tempuh di Institut Agama Islam (IAIN) Malang pada 1964-1969. Di masa mahasiswa inilah dia mulai aktif di berbagai organisasi. Pada saat awal masuk kuliah di tahun 1954, Hasyim Muzadi sudah diamanahkan memimpin Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Bululawang. Setahun kemudian pada 1965, ia juga diamanahi memimpin Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Bululawang sebagai Ketua PAC.

Dua tahun kuliah di IAIN Malang, ia aktif menggerakkan mahasiswa saat menjadi Ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Malang pada 1966. Di tahun yang sama, ia juga tercatat memimpin KAMMI Malang.

Seakan tak pernah putus akan kiprah gemilangnya ketika memimpin organisasi, setahun kemudian ia dipilih menjadi Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Malang pada 1967-1971. Keberhasilannya dalam menghidupkan ruh gerakan organisasi terus dia lakukan sehingga ketika selesai di Ansor Malang, ia dipercaya menjabat Wakil Ketua PCNU Malang 1971-1973 dan didaulat memimpin sebagai Ketua PCNU Malang pada 1973-1977. Pada rentang tahun yang sama, ia juga menjabat sebagai Ketua DPC PPP Malang.

Bukan hanya di tingkat kota, Hasyim Muzadi juga melakukan pengabdian secara luas di tingkat provinsi dengan terpilih menjadi Ketua PW GP Ansor Jawa Timur pada 1983-1987. Karir di GP Ansor tersebut ia teruskan di tingkat pusat dengan menjabat salah satu Ketua PP GP Ansor pada 1987-1988.

Pada tahun 1988, ia kembali ke mengabdi di kepengurusan NU di tingkat wilayah dengan menjabat sebagai Wakil Ketua PWNU Jawa Timur hingga tahun 1992. Atas komitmen pengabdian dalam mengembangkan gagasan dan aksi di PWNU Jatim, ia dipercaya oleh Nahdliyin Jawa Timur menjadi Ketua PWNU Jatim pada tahun 1992-1999. Dia juga tercatat pernah menjadi Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur.

Ketika perhelatan Muktamar NU tahun 1999 di Pesantren Lirboyo, Hasyim Muzadi salah seorang yang digadang-gadang dapat menggantikan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Tidak lain dan tidak bukan, Gus Dur-lah yang memunculkan nama KH Hasyim Muzadi untuk memimpin PBNU. Terbukti, Muktamirin secara mantap memilih Hasyim Muzadi sebagai sosok komplit karena telah teruji mampu memimpin organisasi dari tingkat ranting. Dia terpilih menjadi Ketua Umum PBNU menggantikan Gus Dur.

Kiai Hasyim Muzadi menjadi Ketua Umum PBNU selama dua periode, yaitu pada 1999-2004 dan 2004-2009. Bagi Kiai Hasyim, tidak mudah menggantikan sosok fenomenal seperti Gus Dur dalam memimpin jam’iyah NU. Selain perjuangan mengawal Islam Ahlussunnah wal Jamaah secara nasional, Gus Dur juga mampu menginspirasi dunia internasional untuk menyemai benih-benih perdamaian dan hak-hak kemanusiaan.

Berangkat dari kiprah gemilang Gus Dur itulah, Kiai Hasyim berupaya keras untuk meneruskan perjuangan Gus Dur dalam memoderasi Islam hingga ke level global. ICIS yang didirikan Kiai Hasyim menjadi wadah perjuangan moderasi Islam dari berbagai kalangan. Karena para ulama, akasemisi, cendekiawan, dan peneliti nasional dan internasional berupaya diakomodasi oleh Kiai Hasyim untuk bergerak bersama dalam mewujudkan kesatuan bangsa dan perdamaian dunia.

Selain menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) ICIS saat itu, Kiai Hasyim juga pernah menjabat sebagai Presiden World Conference on Religions for Peace (WCRP). Organisasi internasional para pemuka agama untuk perdamaian dunia ini juga pernah dipimpin Gus Dur. Jabatan terakhir yang ia emban di PBNU adalah sebagai Rais Syuriyah pada periode 2010-2015.

KH Hasyim Muzadi yang pernah menjadi tandem Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Wakil Presiden pada era Pilpres 2004 menghembuskan napas terakhir pada Kamis, 16 Maret 2017 di kediamannya komplek Pondok Pesantren Al-Hikam Malang, Jawa Timur.

Beliau meninggal sekitar pukul 06.25 WIB setelah beberapa kali mengalami perawatan di ICU Rumah Sakit (RS) Lavalette Malang karena kondisi kritis. Namun, jenazah Kiai Hasyim Muzadi dimakamkan di Komplek Pondok Pesantren Al-Hikam Depok, Jawa Barat.

Di era Presiden RI Joko Widodo, KH Hasyim Muzadi ditunjuk sebagai salah seorang Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Pemakaman Kiai Hasyim dilakukan secara kenegaraan dengan Wakil Presiden HM. Jusuf Kalla sebagai Inspektur Upacara pemakamannya di Pesantren Al-Hikam Depok.

Iring-iringan kenegaraan juga dilakukan ketika jenazah Kiai Hasyim hendak diberangkatkan dari kediamannya di Malang ke Bandara Abdurrahman Saleh menuju Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta hingga ke Depok. Iring-iringan ini melibatkan sejumlah personel militer dari Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut. (Fathoni Ahmad)

Sumber: Nu Online



Versi lain

Nama Lengkap
KH. Hasyim Muzadi
Alias
KH. Achmad Hasyim Muzadi | Achmad Hasyim Muzadi
Politisi,Tokoh Agama
Tempat Lahir
Bangilan, Tuban, Jawa Timur
Tanggal Lahir
Selasa, 8 Agustus 1944
Ayah : H. Muzadi
Ibu : Hj. Rumyati
Istri : Hj. Muthomimah

KH. Ahmad Hasyim Muzadi adalah mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU). Selain itu, Hasyim Muzadi pernah menjadi pengasuh pondok pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur. Hasyim lahir di Tuban pada tanggal 8 Agustus 1944 dari pasangan H. Muzadi dengan istrinya Hj. Rumyati.

Hasyim menempuh jalur pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah di Tuban pada tahun 1950 dan menuntaskan pendidikannya tingginya di Institut Agama Islam Negeri IAIN Malang, Jawa Timur pada tahun 1969. Suami Hj. Muthomimah ini nampaknya memang terlahir untuk mengabdi di Jawa Timur. Hasyim sendiri mengawali kegiatan organisasinya dengan berpartisipasi aktif dalam organisasi kepemudaan semacam Gerakan Pemuda Ansor (GP-Ansor) dan organisasi kemahasiswaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) hingga akhirnya dia dia dipercaya menjadi pemimpin kedua organisasi tersebut.

Hal inilah yang menjadi struktural menjadi modal kuat Hasyim untuk terus berkiprah di NU. Nama Hasyim mulai mencuat ke publik setelah pada tahun 1992, dia terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur yang terbukti mampu menjadi batu loncatan bagi Hasyim untuk menjadi Ketua PBNU pada tahun 1999. Setelah itu, tercatat Hasyim pernah menjadi anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur pada tahun 1986, yang ketika itu masih bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Pada tahun 1999, Hasyim terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) pada Muktamar ke-30 di Lirboyo, Kediri.
Pada pemilihan presiden tahun 2004, Hasyim Muzadi menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Capres Megawati Soekarnoputri Presiden RI Kelima (2001-2004) Megawati Soekarnoputri. Namun langkahnya ini gagal menuai kemenangan. Setelah itu, dalam Muktamar NU ke-31 di Donohudan, Boyolali, Jateng, Hasyim kembali terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU)

Sebagai ulama, sosok Hasyim dikenal nasionalis dan pluralis. Apa saja yang dianggap perlu bagi agama, Indonesia, dan NU, Hasyim ikhlas melakukan. Pengasuh Ponpes Mahasiswa Al Hikam, Malang, ini dikenal sebagai sosok kiai yang cukup tulus memposisikan dirinya sebagai seorang pemimpin Indonesia.
Sebagai ulama, sosok Hasyim dikenal nasionalis dan pluralis. Apa saja yang dianggap perlu bagi agama, Indonesia, dan NU, Hasyim ikhlas melakukan.

PENDIDIKAN
Madrasah lbtidaiyah Tuban-Jawa Timur 1950-1953SD Tuban-Jawa Timur 1954-1955SMPN I Tuban-Jawa Timur 1955-1956KMI Gontor, Ponorogo-Jawa Timur 1956-1962PP Senori, Tuban-Jawa Timur 1963PP Lasem-Jawa Tengah 1963IAIN Malang-Jawa Timur 1964-1969

KARIR
PII (Pelajar Islam Indonesia) 1960 - 1964Ketua Ranting NU Bululawang-MalangKetua Anak Cabang GP Ansor Bululawang-Malang 1965
Ketua Cabang PMII Malang 1966
Ketua KAMI Malang 1966
Ketua Cabang GP Ansor Malang 1967-1971
Wakil Ketua PCNU Malang
1971-1973
Ketua DPC PPP Malang
1973-1977
Ketua PCNU Malang
1973-1977
Ketua PW GP Ansor Jawa Timur 1983-1987
Ketua PP GP Ansor
1985-1987
Sekretaris PWNU Jawa Timur 1987-1988
Wakil Ketua PWNU Jawa Timur 1988-1992
Ketua PWNU Jawa Timur 1992-1999
Ketua Umum PBNU 1999-2004
 Anggota DPRD Tingkat II Malang-Jawa Timur
Anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur 1986-1987

CATATAN :
Rabu, 15 Maret 2017 12:26:57 Usai menjenguk, Jokowi doakan Hasyim Muzadi segera diberi kesembuhan

Rabu, 15 Maret 2017 09:23:16
Presiden Joko Widodo jenguk Hasyim Muzadi di Pesantren Al Hikam
Minggu, 12 Maret 2017 18:34:00
Khofifah sebut kondisi Hasyim Muzadi sudah membaik

Senin, 16 Januari 2017 19:16:11 Kesehatan sudah pulih, Hasyim Muzadi besok diperbolehkan pulang
Senin, 16 Januari 2017 17:05:21 Wapres Jusuf Kalla besuk KH Hasyim Muzadi di Malang
Sabtu, 7 Januari 2017 14:25:08 Kelelahan, Wantimpres Hasyim Muzadi dirawat di RS Lavalette Malang

Senin, 19 September 2016 04:31:00 Hasyim Muzadi ajak ulama bangkit selamatkan agama dan negara

Hari ini tokoh agama negara kita telah berpulang Ke Rahmatullah

" Innalillahi wa innailahi rooji'un...
Telah berpulang ke Rahmatullah
" bpk Hasyim Muzadi"..
tadi pagi.
Dengan iringan Do'a Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Alloh SWT, seluruh dosa2 nya diampuni oleh Alloh. Dan smg dilapangkan jalan kuburnya...
Keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan.
Aamiin Allahumma Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar