Berkhidmat Kepada Umat Berbakti Kepada Negeri, Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia

Sabtu, 30 Januari 2021

Peringati Harlah ke-35, Pagar Nusa MWCNU Pacet Lakukan Doa Bersama

 


Warta Graha NU Pacet-Pencak Silat Pagar Nusa MWCNU Pacet melaksanakan doa bersama dalam rangka memperingati Harlah Pagar Nusa ke-35, Sabtu 30 Januari 2021.
Kegiatan yang dipusatkan di Graha NU Pacet itu dihadiri sekitar 300 anggota PN. "Anggota yang hadir kita batasi karena masih dalam situasi pandemi. Hanya 300 orang dari total anggota PN di kecamatan Pacet yang mencapai 1000 orang lebih", tutur kang Mukhlis, Ketua Pagar Nusa MWCNU Pacet.
Acara dimulai pada pukul 18.30 dengan diawali pembacaan sholawat al Banjari. Tampak undangan yang hadir dari pengurus Pagar Nusa PCNU kabupaten Mojokerto, Rais dan ketua MWCNU Pacet serta Banom NU lainnya.
Tujuan diadakanya peringatan Harlah ini adalah untuk mendoakan para muassis NU, guru dan muharrik pagar nusa. Dan tentunya juga berdoa untuk keselamatan bangsa dan negara ditengah situasi pandemi corona dan berbagai macam persoalan sosial dan bangsa. (Agus sekr)

LKK PCNU Sosialisasi Itsbat Nikah Di Graha NU Pacet

 


Warta Graha NU Pacet-Pengurus Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU) PCNU Mojokerto melakukan sosialisasi isbath nikah di MWCNU Pacet, April 2021.
Tim LKKNU dari PC yang hadir dipimpin olek ketuanya, H Asyari dan beberapa anggota. Sedangkan dari MWCNU pacet yang dihadirkan adalah Rais, ketua, sekretaris, LKKNU MWCNU Pacet dan ketua ranting NU se kecamatan Pacet
Dalam sambutanya, H Asyari menyampaikan masih banyaknya pasangan keluarga yang belum mempunyai surat nikah di kabupaten Mojokerto. Padahal keberadaan surat nikah ini sangatlah penting untuk mengurus segala administrasi terutama dokumen kelengkapan seirang anak. 
Oleh karena itu LKKNU diharapkan bisa menjadi fasilitator agar warga yang belum mempunyai akte nikah tersebut akhirnya dapat mengurusnya. 
Kerua ranting diharapkan pro aktif mencari dan mendata pasangan di masyarakat yang sudah nikah sirri tetapi belum mempunyai surat nikah resmi dari KUA. Syaratnya mereka tidak dalam masalah sengketa status pernikahannya.  (Agus sekr)

Jumat, 29 Januari 2021

Catatan Perjalanan Ansor-Banser Pacet Mojokerto

 


MENJAGA KESEIMBANGAN OLAH FIKIR DAN OLAH RAGA 

Sebuah catatan Perjalanan Ansor-Banser Pacet Mojokerto

(Titip pesan untuk GP Ansor ke depan)

Oleh : Imron Rosyadi*

Di era 2000 an, awal2 saya pulang ke kampung halaman, masih ingat betul di benak saya, kala itu ada konfrensi ancab gp Ansor Pacet di balai desa Pacet, beberapa hari sebelumnya beberapa senior gp Ansor, salah satunya almarhum Cak jito biasa dipanggil begitu, mendorong saya untuk maju bursa ketua PAC. Waktu itu juga nama saya tercatat di salah satu lembaga GP Ansor PC mojokerto, pernah mengikuti beberapa kali rapat koordinasi di PC, waktu itu ber home base di RSI sakinah. 

Waktu itu ada ke sedikit keinginan juga ingin mengabdikan ke PAC, sempat datang di Acara konfrensi itu, namun tidak masuk ke arena, karena bila masuk ke arena sama juga kami meng- iyakan diri bersedia maju  bursa ketua PAC. 

Sebab setelah kami pertimbangkan dan berduskusi dg teman2 dekat kami, kala itu sangat tidak tepat timing nya bila bila berada di arena strategis GP Ansor. Karena kala itu kami menjadi ketua PAC PKB, sangat tidak mendidik bila merangkap jabatan, apalagi jabatan politis, meski PKB era itu terasa sebaga "banomnya NU". Yg kedua, era itu adalah era olah fisik, yg lebih mengedepankan ke Banser an, nama GP Ansor, seakan tenggelam menjadi banomnya Banser. Kala itu Banser Mojokerto sangat terkenal secara Nasional dari sisi kualitas apalagi kuantitasnya, yg mengantarkan kader Ansor Mojokerto cak Muhid sebagai Satkorwil  di era cak Rofik lalu Satkornas di era Ansor nya Gus Ipul, semoga saya tidak salah.

Maka bila hari2 ini kita masih menemui kader2 ansor senior kadang2 lemah dalam menempatkan posisi Banser, kita tidak bisa menyalahkan beliau2 itu, seperti kejadian Tempo hari. 

Diantara kelebihan GP Ansor masa lalu yg tangguh dalam olah fisik, punya sisi ketidak tangguhan dalam olah fikir.

Bagaimanapun juga beliau2 adalah bagian dari tali  sejarah, yg menjadikan Pacet tidak pernah jeda selalu punya kader Banser (Ansor). Yg Alhamdulillah sambung sampai hari ini dg eranya Banser muda seperti

 Sahabat Ibad, Nuril, ngateno, #menolak duduk eh tunduk dkk. 

Sejarah masa lalu menjadi pelajaran bagi kader2 Ansor masa kini, utamanya pengurus baru PAC Pacet. Olah fisik/ olah raga dg indikator kegiatan ke"banser" an yg dinamis, yg selalu siap menjaga kyai sampai mati dan banser akan masuk syurga lebih dulu kata Gus muwafiq, idealnya harus diimbangi dg olah fikir yg dpt diukur dg kegiatan Ansor, yg sarat dg forum2 diskusi, dialog kritis, pelatihan2 resmi n rutin n wajib semacam PKD dan jenjang atasnya, entah apa namanya sekarang, maupun pelatihan ke profesian semacam Wira usaha dsb. Warnai kabinet anda kedepan dg sahabat2 dari banyak kalangab, ada pengusaha muda, PNS muda, dosen muda, ajak semua bersinergi membangun Ansor yg hebat, seimbang olah fikir dan olah fisiknya

Akhirnya selamat bekerja sahabat2 pengurus GP Ansor Pacet yg baru. JAS MERAH.. jangan melupakan sejarah... apalagi JAS IJO jangan melupakan cari bojo.

*Wakil Ketua MWCNU Pacet, kader muda NU yang produktif pemikirannya.

Rabu, 06 Januari 2021

Kyai Akhyaruddin A'wan MWCNU Pacet Wafat

 

Warta Graha NU Pacet-Dalam situasi awal tahun 2021 MWCNU kecamatan Pacet kembali kehilangan kader NU yang sangat loyal, Kyai Akhyaruddin Arif yang wafat pada hari Rabu, 6 Januari 2021.

Kyai yang biasanya hilir mudik di Graha NU Pacet itu meninggal setelah merasakan sakit beberapa hari. "Beliau tiga kali mengalami jatuh sebelum wafatnya" jelas H Mutaallim, sahabat karibnya di MWCNU Pacet.

Seperti diketahui, kyai Akhyaruddin adalah salah satu kader NU yang menjadi pengurus MWCNU Pacet selama kurang lebih empat periode. Terakhir jabatannya sebagai A'wan.

Selama menjadi pengurus NU, lelaki asal Wajak Malang yang mukim di dusun Kucur desa Petak Pacet ini terkenal dengan loyalitasnya yang tinggi penuh kesederhanaan. Tak jarang beliau mencurahkan segenap jiwa raga dan harta untuk perjuangan NU dan sosial.

Kyai yang akrab dengan pengasuh pondok pesantren Rijan dan Fathul Ulum Pacet ini mempunyai kesibukan membina majelis taklim darul fikriyah Kucur dan membina khususiyah tharikat Jamutaqwa yang dipimpin oleh Gus Mujib.

Salah satu kelebihan kyai Akhyar yang terasa akrab adalah rasa sosial dan empatinya yang sangat tinggi. Beliau suka berbagi dan mengunjungi teman teman seperjuanganna di NU. Baik dari kalangan tua maupun muda. 

Satu hal lagi beliau ahli masak terutama sambal bajaknya yang terkenal nikmat. "Kyai Akhyar suka sekali melayani jamaah dengan masakannya sendiri. Terutama sambal bajaknya", kenang Agus Santoso yang sering berkumpul dengan kyai Akhyar di Graha NU Pacet. Tentunya semua teman sangat sedih dan kehilangan atas kepergian beliau.

Semoga beliau mendapat derajat husnul khotimah dalam naungan ridho Allah SWT. Aamiin. (Agus Sekr)

Sabtu, 02 Januari 2021

Habib Ja'far Al-Kaff dengan Gus Dur

 

Graha NU Pacet-Siapa yang tak kenal Gus Dur. Tokoh NU yang pernah menjadi presiden RI ke 4 itu dikenal mempunyai teman yang luas dengan berbagai dimensi. Diantaranya dikenal dekat dengan para ulama khos dan para habaib termasuk karib dengan Habib Ja'far Al-Kaff Kudus Jawa Tengah. Ada beberapa momen langka yang mereka berdua alami.

Gus Dur memasuki salah satu Mall di Jakarta. Entah bertujuan apa gerangan ke Mall. Boleh jadi mau ke Gramedia atau ke bagian pakaian. Secara tidak sengaja, kebetulan, ada seseorang yang memanggil, "Gus..Gus Dur!!!..". Merasa ada yang memanggil, Gus Dur pun menoleh ke arah orang yang memanggilnya. Ternyata yang memanggil adalah orang yang sangat dikenal oleh Gus Dur, yaitu Habib Ja'far Alkaff Kudus. Karena memang mereka berdua sahabat karib, atau bolo plek. 

Gus Dur menghentikan langkahnya dan berbelok menuju dan menghampiri Habib Ja'far Alkaff Kudus. Mereka berjabat tangan erat. Masing-masing tanya kabar dan berbicara ringan. Ngobrol ngalor ngidul.

Tiba-tiba saja Habib Ja'far mengajak Gus Dur berkunjung ke toko kaset. Ya toko kaset pita. Karena ini kisah jauh sebelum reformasi. Orba sedang di atas puncak kekuasaan dan kekuatannya. Gus Dur masih Ketua PBNU. Habib Ja'far tahu kalau Gus Dur suka musik. Gus Dur pun bersemangat mengikuti ajakannya.

Sesampai di toko kaset. Habib Ja'far memborong kaset Obbie Mesakh dan dihadiahkan kepada Gus Dur. Sambil memberikan kaset-kaset ke Gus Dur, Habib Ja'far berkata, "Ini Gus kaset yang bagus sekali", sembari menunjukkan kaset Obbie Mesakh. Lanjut Habib Ja'far, "Begini lagunya Gus. SUNGGUH ANEH TAPI NYATA, ORANG BUTA JADI PRESIDEN," dengan suara lantang dan dinyanyikan berkali-kali oleh Habib Ja'far.

Syair itu gubahan atau plesetan Habib Ja'far dari sepenggal syair "Sungguh aneh tapi nyata, tak kan terlupa.." yang terdapat dalam lagu Kisah-Kasih di Sekolah, Obbie Mesakh yang meluncur tahu 1987.

Tentu saja Habib Ja'far tidak berniat menghina dengan kata "buta".
Akan tetapi Habib Ja'far sedang menyuarakan suara hatinya yang jujur atas suatu misteri masa depan yang akan terjadi. Sebentuk menyibak tabir dengan bahasa simbolik atau tanda yang menandai sesuatu yang dituju.

Gus Dur yang paham betul dengan sahabat karibnya itu. Memilih tersenyum dan berterimakasih. Gus Dur paham bahwa sahabatnya itu adalah kekasih Allah, wali, yang weruh sadurunge winara (tahu sebelum kejadian). Barangkali inilah yang disebut la ya'rifu al-wali illa al-wali (tidak mengenal seorang wali, kecuali wali). 

Beberapa tahun kemudian. Pak Harto lengser keprabon. Orba runtuh. Reformasi meletus. Lagu Habib Ja'far gubahan dari lagu Obbie Mesakh menjadi kenyataan: Gus Dur jadi Presiden Republik Indonesia.

Perlahan tapi pasti. Weruh sadurunge winara Habib Ja'far dikenal publik. Dua pemilihan presiden, SBY dan Jokowi, membuktikan itu. Habib Ja'far bersuara bahwa yang akan jadi SBY, ya betul SBY jadi Presiden 2 priode. Habib Ja'far bilang yang akan jadi Presiden adalah Jokowi, ya benar Jokowi jadi Presiden 2 periode. Habib Ja'far dengan suara yang mantap menyatakan, "Pak Jokowi dadi meneh. Ping pindo" (Pak Jokowi jadi lagi. 2 kali). 

Kalau kita menyimak suaranya, sepertinya Habib Ja'far sangat yakin dengan apa yang diucapkannya. Bahkan seakan sesuatu yang sedang dikatakan adalah nyata dan hadir di depan mata. Padahal berisi sebuah prediksi masa depan yang masih banyak kemungkinan yang akan terjadi. Sebab, seringkali beliau mengatakannya berkali-kali. Jokowi Presiden. Jokowi dadi meneh..Jokowi dadi meneh. 

Habib Ja'far terkenal majdzub. Orang yang kesadarannya ditarik dari kesadaran manusiawi ke kesadaran Ilahi. Karena memang jadzab arti dasarnya tertarik.
Sehingga gaya hidup dan pandangan hidupnya sering kali berbeda dengan masyarakat umum. Kehidupan dan cara memandang sesuatu terlihat anti mainstream, khawariq al-'adat. 

Mungkin bagi kita yang awam, kita hanya melihat fisiknya Habib Ja'far. Rambut gondrong.
Kumis tebal sampai menutupi bibirnya. Kuku-kukunya yang panjang-panjang. Akan tetapi fisiknya terlihat selalu bersih. Tapi kita tidak tahu gerak perubahan substansial yang terjadi di alam spiritualitasnya yang dinamis dan dahsyat.

Selain Habib Ja'far Alkaff. Ada Habib Syaikhon yang terkenal majdzub.
Di kalangan para kiyai pun kita banyak mengenal kiyai-kiyai yang majdzub atau jadzab. 

Dalam kitab dan dalam pengalaman realitas bahwa jadzab itu ada dua macam. Pertama, jadzab yang bersifat sementara alias berbatas waktu. Ketika sedang jadzab, seseorang hidup anti manstream. Setelah move on dari jadzabnya, ia kembali hidup seperti manusia pada umumnya. Kedua, jadzab yang bersifat semi permanen sampai ajal menjemputnya.

Hari ini, 1 Januari 2021 Habib Ja'far Alkaff telah kembali ke Haribaan-Nya. Meninggalkan alam fana, dan baqa bersama Kekasihnya, yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un.

Kedua sahabat karib, Habib Ja'far dan Gus Dur, meninggalkan alam fana ini hanya beda satu hari. Gus Dur wafat 30 Desember. Habib Ja'far 1 Januari. 

Pesan substansial yang saya tangkap, bahwa betapa Habib Ja'far Alkaff sangat mencintai bangsa dan negara ini.
Sehingga tak pernah berhenti memikirkan dan mendoakan untuk kebaikan dan kemaslahatan bangsa ini. Habib Ja'far adalah salah satu patok panceng dan rujukan bagi bangsa ini, marja', telah meninggalkan kita semua. 

Alfatihah...


Pagar Nusa NU Mojokerto Lakukan Kemah Di Pacet

 



Jumat, 01 Januari 2021

Habib Ja'far Al-kaff Kudus Wafat


Graha NU Pacet-Inna lillahi wa innaa ilaihi raji'un. Habib Ja'far bin Muhammad bin Hamid bin Umar Al-Kaff asal Kudus, Jawa Tengah, wafat pada hari Jumat (1/1/2021) di Samarinda, Kalimantan Timur.

Habib Umar Muthohhar Semarang mengonfirmasi kabar wafatnya Habib Ja'far Al-Kaff yang sempat simpang siur di media sosial. Ia membenarkan berita tersebut. Rencananya, almarhum dimakamkan besok, Sabtu 2 Januari 2021.“Insyaallah akan dimakamkan besok di Kudus, Jawa Tengah,” katanya didampingi saudara-saudara kandung almarhum. 

Rencananya jenazah Habib Ja'far akan disemayamkan di kediaman ayahnya di Jalan Pangeran Puger Gang 2 Demaan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Kemudian, almarhum akan dimakamkan di kompleks Pemakaman Muslim Ploso, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, di sebelah makam ayah dan datuknya.   

Habib Umar memang dikenal dekat dengan Habib Ja'far Al-kaff. Dalam beberapa kesempatan, keduanya kerap tampil bersama di atas panggung, misalnya, dalam Haul Ke-7 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ciganjur, Jakarta Selatan, tahun 2016. Saat itu, Habib Umar diminta Habib Ja’far melanjutkan ceramahnya dengan menceritakan karamah Syekh Ibrahim bin Adham. Ia pun langsung menerima titah tersebut dan menceritakan mustajabnya doa waliyullah itu. (Agus sekr. Disadur dari NU Online)