Berkhidmat Kepada Umat Berbakti Kepada Negeri, Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia

Minggu, 25 Maret 2018

Takmir Masjid Mengaji



Seperti biasanya, setiap ahad wage seluruh takmir masjid dan musholla di wilayah kecamatan Pacet Mojokerto mengadakan kajian bersama tentang managemen masjid, fiqih, dan tasawwuf. Kali ini bertempat di masjid Bahrul Ilmi dusun Kedokbanteng Desa Bendunganjati Kecamatan Pacet Mojokerto. Kegiatan yang istiqomah dimulai pada pukul 13.00 s.d 15.00 ini diawali dengan pembacaan istighotsah dan dilanjutkan dengan kajian agama.
Dalam sambutanya ketua koordinasi Masjid, KH Abdul Jamil berharap seluruh takmir masjid selalu bersatu dalam wadah NU untuk meneruskan perjuangan para ulama yang merupakan pewaris perjuangan para nabi. Kegiatan semacam ini merupakan bukti perjuangan dalam menegakkan panji Islam ahlussunnah waljama'ah karena didasari keikhlasan dan ketekunan.
Tidak lupa dari pengurus MWCNU Pacet yang saat itu diwakili oleh sekretarisnya, Agus Santoso, M.Pd.I menyampaikan program-program NU yang saat ini akan dilaksanakan. Diantaranya tentang Ziarah wali dan Tokoh NU yang akan dilaksanakan pada akhir Maret dan awal april tahun 2018 ini. Selain itu dia juga menyampaikan rangkaian kegiatan untuk memperingati Harlah Nahdlatul Ulama ke 95 berdasarkan kalender Hijriyah tahun ini, antara lain pemasangan bendera NU, ziarah ke makam tokoh-tokoh NU di wilayah kecamatan Pacet, lomba mars untuk banom NU, Lailatus sholawat, Pawai Ta'aruf atau Jalan santai dan lain-lain. Tak lupa pula untuk menyampaikan program besar koinisasi yang memang saat ini sedang bergulir di kecamatan Pacet.
Kajian pertama disampaikan oleh ustadz H Ainur Rofiq, Lc yang membahas pentingnya menyempurnakan wudlu dengan melaksanakan tata cara wudlu yang benar dan berusaha mendawamkan wudlu. Beliau menyatakan bahwa wudlu yang sempurna akan dapat meninggikan derajat kaum muslimin khususnya nanti di akhirat.
Selanjutnya kajian fiqih kemasyarakatan yang biasanya disampaikan oleh KH Mubayyin Syafii saat itu diwakili oleh Agus H Khotibul Umam, M.Pd,I membahas tentang bolehnya  hukum membongkar makam dengaan alasan yang dibenarkan oleh agama. Diantaranya karena untuk kepentingan otopsi oleh pihak yang berwenang, menghadapkan ke kiblat, mengganti kain kafan ghosoban, dan lain-lain.
Di akhir acara Rais MWCNU Pacet, KH Iskandar Munir menyampaikan syukurnya atas kegiatan yang sangat bermanfaat ini untuk meningkatkan kualitas takmir masjid dalam menghidupkan masjid di dusun masing-masing. Kajian ini ditutup dengan pembacaan doa dan sholat ashar berjamaah. (agus)

Selasa, 20 Maret 2018

Kerja bhakti IPNU dan GP ANSOR Pacet untuk Graha NU Pacet





Kemarin sore sejak pukul 17.00 sekitar 30 anggota IPNU anak cabang Pacet melaksanakan kerja bhakti memindahkan batu bata putih yang akan digunakan untuk membangun dinding aula lantai 3 Graha NU Pacet. Bata yang berada di halaman graha NU Pacet dipindah ke lantai 3 secara gotong royong. Tidak membutuhkan waktu yang lama separuh batu bata tersebut telah pindah ke lantai 3 oleh anak anak IPNU. Setelah di share di grup wa, giliran pemuda GP Ansor Pacet menyatakan siap meneruskan memindah separuh batu bata yang tersisa.
Setelah maghrib, anak anak muda NU itupun segera berdatangan. Sekitar 50 pemuda harapan NU itu segera menyelesaikan tugasnya. Dengan semangat membara semua batu bata telah berada di lantai 3 dan siap untuk digunakan membangun dinding aula.
(Agus Santoso)

Senin, 19 Maret 2018

Rapat Koordinasi LP Maarif MWCNU Pacet Mojokerto



Pada hari Senin 19 Maret 2018 telah dilaksanakan rapat koordinasi LP Maarif NU kecamatan Pacet  bertempat di MI Hasyim Asyari Petak. Kegiatan yang dihadiri pengurus PC LP Maarif NU kabupaten Mojokerto ini bertujuan merapatkan barisan lagi antara cabang dan kortan yang membawahi madrasah di kecamatan Pacet. Beberapa bulan ini salah satu pengurus LP Maarif MWCNU pacet yang menjafi pengurus KKMI mutasi ke kecamatan Mojosari sehingga perlu ada penggantian pengurus yang berasal dari unsur kepala MI di kecamatan Pacet. 
H Khusnul Abidin selaku wakil PC LP Maarif NU Mojokerto yang hadir dalam rakor tersebut mengatakan bahwa pentingnya kerjasama lagi yang solid antara MI dan LP Maarif dengan meningkatkan rasa memiliki, bergabung dan mengikuti agenda kegiatan dari PC LP Maarif NU. 
Sedangkan Ketua MWCNU Pacet HM Yusuf S.Pdi yang didampingi Sekretaris MWCNU Agus Santoso dan pengurus LP Maarif H Tarwi EW, mengatakan bahwa sejarah telah membuktikan bahwa lahirnya/ keberadaan MI MI di kecamatan Pacet tidak lepas dari perjuangan NU dan  tokohnya terutama KH Ahyat Chalimy dan tokoh NU di wilayah kec. Pacet. Oleh karena itu sangat perlu adanya kerjasama yang sinergis antara kepala MI dan LP Maarif NU. 
Beliau juga mengajak semua pihak untuk mencintai NU, mengenalkan NU kepada anak anak sejak dini dan bida meramaikan kegiatan di Graha NU, kantor kebanggan MWCNU pacet dan Banomnya. Dalam rakor tersebut telah disepakati kepengurusan yang baru yaitu
Ketua sekaligus kord MTs MA : H Tarwi ew
Sekretaris sekaligus kord MI : Nur Hadi, S.pdi
Bendahara sekaligus kord TPQ : Prawoto S.pdi  
Kord Madrasah Diniyah : Mahrus Ali, S.pdi
Mudah mudahan dengan terbentuknya pengurus baru ini pendidikan di madrasah dan TPQ kecamatan Pacet semakin baik dan bermartabat, aamiin (Agus Santoso)

Sabtu, 17 Maret 2018

Peringati Harlah, IPNU IPPNU Pacet Mojokerto Apel di Puncak Gunung




Pada Hari Minggu Tanggal  11 Maret 2018 PAC IPNU IPPNU dan DKAC CBP KPP adakan kegiatan Tadabur Alam dengan rangkaian kegiatan yaitu Apel Kebangsaan, Istighosah dan Sholawat di Puncak Gunung Pundak 1585 Mdpl untuk memperingati Harlah IPNU yang Ke 64 dan IPPNU ke 63.
Dalam kegiatan ini antusiasme rekan dan rekanita cukup tinggi dengan catatan jumlah peserta sebanyak 57 peserta, para peserta terdiri dari Rekan Rekanita IPNU-IPPNU Pacet dan Simpatisan PKPT IPNU IPPNU IKHAC, PSNU Pagar Nusa Pacet, Serta support utama oleh Komunitas Pemuda Pecinta Alam Claket (KOMPPACK), Tadabur Alam 2018 mengusung tema “Menyatu Dengan Alam, Merajut Kebersamaan dan Meningkatkan Jiwa Nasionalisme”
Sesuai tema yang diusung Ketua PAC IPNU Pacet dalam Apel Kebangsaan mengatakan “Pertama, Kita harus lebih dekat lagi dengan Allah dan dengan alam ciptaan-Nya, Rekan Rekanitaku, andai oksigen yang kita hirup dirupiahkan, berapakah hutang kita pada alam, maka mari kita tingkatkan kembali rasa syukur dengan menjaga alam indah titipan ini. Kedua, Bersama Kita Bisa, Bersama Kita Mampu dan Bersama Kita Kuat, Rapatkan barisan kita kembali agar kita tak mudah diporak porandakan dengan dunia yang kejam ini. Ketiga, Bung Tomo pernah mengatakan “Tidak akan ada kemerdekaan tanpa adanya Kyai dan Santri” Maka, Berbanggalan kalian para santri yang menjadi pewaris NKRI ini, Tugas kita sekarang bukan lagi angkat senjata di medan perang, tapi tugas kita mertahankan perjuangan pahlawan dan ulama’, Maka hari ini, di tanah ini kita ikrarkan bersama, Kami Pelajar Santri, Siap Menjaga NKRI!”
Ketua PAC IPPNU Pacet Rekanita  Ika Dewi Kumalasari juga mengatakan “Tadabur Alam bertujuan untuk mengugah kesadaran akan pentingnya menjaga dan merawat alam, dan rangkaian kegiatan didalamnya bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan serta menambah rasa cinta terhadap organisasi IPNU-IPPNU”
Seluruh rangkaian kegiatan terlaksana dengan khidmat dan lancar, Selamat Harlah IPNU Ke 64 dan IPPNU Ke 63, Semoga IPNU-IPPNU bisa terus istiqomah dan bermanfaat bagi kita khususnya dan bagi agama serta bangsa pada umumnya.
Khus Amirulloh, LPJP PAC IPNU Pacet

Rabu, 14 Maret 2018

Pelatihan Tilawah JQH se Kab. Mojokerto




Dalam rangka menjaring bibit qori qoriah di kecamatan Pacet, Jamiyatul Qurro wal Huffadz MWCNU kecamatan Pacet mengikuti pelatihan Tilawah di STIKES Majapahit Mojokerto.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemkab Mojokerto bekerja sama dengan PC Jamiyatul Qurro wal Huffadz kab Mojokerto ini direncanakan terlaksana 5 hari mulai hari Senin sampai Jumat, 12 sampai 16 Maret 2018. Kecamatan Pacet mendapat jadwal hari Rabu, 14 Maret 2018 bersamaan dengan kecamatan Dawar, Gondang dan Dlanggu.
Kecamatan Pacet mengikutkan 26 qori qoriah dalam pelatihan ini. Nara sumber pertama yang memberikan dasar dasar pengaturan nafas dan suara adalah H M  Fuad dari LPTQ Jawa Timur. Beliau juga menyampaikan cara pembuatan maqra dan lagu tilawah.
Dalam laporannya, koordinator tilawah kecamatan Pacet, Agus Santoso mengatakan bahwa dari 26 peserta ini alhamdulillah bisa hadir.

Mudah mudahan pelatihan ini dapat memberikan manfaat bagi para peserta dan masyarakat pada umumnya. Aamiin. (Agus Albarany)

Sabtu, 10 Maret 2018

MODJOKERTO_TEMPO_DOELOE



PERISTIWA SAJEN PACET, FRAGMEN REVOLUSI DI MODJOKERTO

Dokter R. Hausman memberi perintah agar para pekerja melakukan penggalian dengan hati-hati. Dia tidak ingin sisa-sisa jenazah menjadi rusak karena keteledoran. Bukti itu penting untuk mengungkap peristiwa pembunuhan tiga tahun berselang. 

Dokter Hausman adalah ahli anatomi pathologi yang bekerja di Central Burgerlijke Ziekenhuis (CBZ) Surabaya. CBZ adalah rumah sakit pusat Angkatan Laut yang dibangun pada masa pemerintahan Deandels.  Hausman diminta oleh Opsporings Dienst  Van Overledenen atau Dinas investigasi untuk  orang hilang, untuk melakukan otopsi korban pembunuhan yang terjadi pada akhir tahun 1945.

Peristiwa meninggalnya dua orang Belanda itu sendiri dianggap sebagai kejahatan perang. Meskipun saat kejadian berlangsung situasi dalam keadaan perang, tetapi petugas medis non militer seperti Palang Merah harus dilindungi. Korban pembunuhan adalah petugas Palang Merah, Dokter Van Der Har yang membuka praktek di Mojokerto dan Ir. De Bruin. Diduga keduanya dibunuh oleh anggota Pesindo yang dipimpin oleh Djandjan Soewandiwirja.

Ketika pasukan Belanda berhasil menguasai Mojokerto pada tahun 1947,  mereka berusaha mengungkap kejadian yang dikenal sebagai Sadjen-Affaire, Peristiwa Sajen. Beberapa orang yang dianggap mengetahui kejadian waktu itu diperiksa oleh Polisi. Penyelidikan lebih lanjut dilakukan oleh Inspektur Klaasman, komandan polisi detasemen Mojokerto. Dia dibantu oleh Inspektur Bruyn dan Camat Pacet, Oemar. Dan pada akhirnya penyelidikan itu dapat menemukan titik terang. 

Dari keterangan saksi,  kedua korban dihabisi oleh beberapa orang anggota Pesindo.  Kemungkinan besar kedua korban itu sedang meninjau kamp tawanan orang asing yang ada di Pacet. Mayat keduanya kemudian dikubur dalam bekas galian yang sebelumnya digunakan sebagai lubang perlindungan Jepang. Lubang itu letaknya sekitar lima kilometer dari tempat kejadian. 

Pada pertengahan Nopember 1948 dilakukan penggalian kuburan korban.  Selain Hausman,  petugas dari Dinas Investigasi orang hilang juga ikut menyaksikan. Dari penggalian tersebut didapati sisa-sisa tulang belulang yang tertimbun dalam liang sedalam dua meter. Jenazah yang tidak lagi utuh itu kemudian dibawa untuk dicari sebab kematiannya sebelum nantinya dikuburkan lagi.

Polisi Detasemen Mojokerto sendiri telah menjadikan bukti penggalian mayat itu sebagai dasar untuk menyeret pelakunya ke depan pengadilan. Tetapi niat itu tidak berjalan lancar.  Diketahui para pelaku Sajen  Affairs itu ada di daerah kekuasaan Republik.  Tidak mudah untuk menangkap karena pihak Republik akan melindungi orang-orang yang dicari Belanda. Dari sekian pelaku,  Polisi kemudian menangkap salah seorang diantaranya. Pria yang dituduh membunuh itu bernama Pak Patri yang telah ada dalam tahanan Polisi.

Begitulah fragmen yang sempat terjadi pada masa revolusi di Mojokerto. Segalanya bersifat hitam putih.  Penjahat atau extrimis di mata Belanda bisa bermakna pahlawan bagi Republik. Pada masa itu saling teror dilakukan untuk menjatuhkan mental lawan. Eksekusi oleh "ectrimis" tidak hanya menimpa orang asing, ada banyak aparat pegawai sipil probing yang dihukum karena berpihak pada pemerintah Belanda.

Senin, 05 Maret 2018

Mengenang 100 tahun Kelahiran KH Achiyat Chalimy, Kyai Khos Mojokerto


ACHIJAD, KONSTITUANTE NO 468
Berdasar biodata keanggotaan
-------------------------------------------------------

Achjad adalah anggota Konstituante dari fraksi partai NU. Lahir di Mojokerto, 6 Maret 1918 dan bertempat tinggal di Djl. Midji 34 Kota Mojokerto Jawa Timur. Menjadi anggota Konstituante hasil pemilihan tahun 1955 mewakili Propinsi Jawa Timur dengan nomer anggota 468. Sedangkan di fraksi NU mendapat nomer urut 86. Terklasifikasi sebagai anggota biasa karena tidak memegang jabatan struktural di lembaga perumus konstitusi tersebut.

Pendidikan yang dilaluinya mulai dari Sekolah Rakyat (SR) Midji, sekolah setingkat SD pada jaman penjajahan Belanda. Melanjutkan ke pesantren Tebuireng Jombang sekaligus masuk ke sekolah Madrasah Nidomiyah (SMN). Madrasah tersebut memberi pelajaran setara MULO (SMP) pada masa itu.

Sepulang dari pesantren masuk ke organisasi NU dan dipercaya menjabat Sekretaris NU Cabang Mojokerto pada tahun 1938. Mendirikan Gerakan Pemuda Ansor bersama kawan-kawan pemuda muslim lainnya tahun 1939 dan ditunjuk sebagai ketua Cabang Ansor Mojokerto untuk pertama kalinya. Rangkap jabatan sebagai sebagai sekretaris NU dan Ketua Ansor itu dijalani hingga tahun 1942 saat dirinya diberi amanah memegang jabatan Ketua Cabang NU Mojokerto.

Saat penjajah Jepang masuk, Achjad dijadikan Ken-Sidoom Mojokerto. Entah jabatan apa itu. Namun jika melihat kata Ken yang artinya Kabupaten maka itu bagian dari struktur lembaga formal yang disirikan oleh Jepang. Pada masa itu pula beliau membidani lahirnya Barisan Hizbullah/Sabilillah di Mojokerto.

Pada masa perjuangan kemerdekaan aktif sebagai komandan kompi dalam kesatuan Lasykar Hizbullah hingga kemudian kesatuan itu dilebur menjadi satu TNI. Jabatan yang diemban tetap sebagai komandan kompi 34 di kesatuan Batalyon (Bn) 39 pimpinan Mayor Moenasir Ali tahun 1948. Achjad kemudian ditetapkan sebagai Kepala Markas atau kepala staf Bn 39 dengan pangkat Kapten mulai tahun 1949 hingga mundur dari TNI pada tahun 1952.

Pengabdiannya di masyarakat dilanjutkan dengan menduduki kursi Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Sementara (DPRDS) Kota Kecil Mojokerto. Saat pemilihan anggota Konstituante namanya masuk menjadi salah satu yang terpilih mewakili Partai NU. Achjat dilantik sebagai anggota Konstituante pada tanggal 9 Noperber 1955. Pada akhirnya kembali pulang ke Mojokerto saat Konstituante dibubarkan dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Mengenang Hari lahir beliau ke 100,  6 Maret 2018

Jumat, 02 Maret 2018

Program Kemandirian Ekonomi warga NU Pacet




Bertempat di Graha NU Pacet, sekitar 150 pengurus MWCNU, Lembaga dan Banom sampai tingkat Ranting menyatakan siap melaksanakan program kemandirian ekonomi dengan menggalang infaq bersama. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membeli perlengkapan pengajian seperti terop, sound tikar, dll. Selain itu ada 9 program yang akan ditangani adalah bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, siaga bencana, waqaf, gedung NU, dakwah NU, operasional NU dan program investasi NU.
Mudah mudahan Alloh Subhanahu wa Taala memudahkan program mulia ini dapat berjalan sukses. Aamiin