Berkhidmat Kepada Umat Berbakti Kepada Negeri, Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia

Jumat, 28 November 2014

Video Mars Muslimat Ancab Pacet Mojokerto Jatim 2014


Nasehat dan Renungan

Kekuatan Islam
Seorang pujangga Barat yang telah masuk Islam, Sir William Muir ditanya tentang kekagumannya terhadap Islam, dia menjawab :
“Kebesaran dan keagungan Islam tampak pada kemudahan memahaminya dan kemudahan melaksanakannya”.
Sedangkan Marmariok Bikthar ditanya tentang bukti kebenaran dinul Islam, dia menjawab :
“Bukti dinul Islam adalah benar adalah bahwa pengikut (sahabat) Muhammad saw. mengalami penganiayaan, siksaan dan rintangan tetapi malah menjadikan mereka semakin kuat imanya, dan jumlah mereka semakin banyak”.

Wasiat Abu Bakar Shiddiq ra
Ketika beliau Abu Bakar ash-Shiddiq ra merasa ajalnya hampir tiba, beliau memanggil Ummul Mukminin, Siti Aisayah ra dan berkata kepada putrinya itu :
“Wahai Aisyah, aku telah diserahi urusan kaum muslimin dan tidak ada tersisa sedikitpun dari harta kaum muslimin di tanganku. Kami telah makan makanan yang sederhana dan kasar di perut kami, dan kami memakai pakaian yang sederhana dan kasar di punggung kami, Yang tersisa dari harta kaum muslimin adalah onta untuk mengairi ladang dan seorang pelayan rumah tangga serta sehelai permadani usang. kalau aku wafat, kirimkan semuanya itu kepada Umar, karena aku tidak ingin menghadap Alloh padahal masih ada meskipun sedikit harta kaum muslimin di tanganku”.

Akhlak Yang Mulia
Al Imam as Suyuti berkata : “Tanda-tanda akhlak yang baik ada sepuluh, yaitu:
1.       Mengurangi selisih sengketa
2.       Kesadaran yang baik dan adil
3.       Tidak mencari-cari kesalahan orang lain
4.       Memperbaiki keburukan diri sendiri
5.       Minta maaf atas perbuatan yang salah
6.       Tahan menderita tanpa banyak keluhan
7.       Introspeksi dan mengoreksi diri sendiri
8.       Mengetahui aib dirinya sendiri dan bukan aib orang lain
9.       Berwajah ceria terhadap yang tua dan muda
10.   Berbicara yang sopan dan halus terhadap atasan dan bawahannya.

Manusia dan Kekayaan
Sayidina Abbas ra berkata :
“Umumnya sikap manusia terhadap orang kaya lebih cerah dari sinar matahari. Kedudukannya disisi mereka lebih segar dari air tawar, lebih tinggi dari langit, lebih manis dari madu dalam sarangnya dan lebih harum dari bunga mawar.
Kesalahannya adalah benar dan semua keburukannya dianggap baik, ucapannya bisa diterima, dalam majelis dia terhormat dan omongannya tidak pernah menjemukan”

Nasehat Ayah
Seorang arif menasehati putra-putrinya :
“Wahai anakku, jangan kamu memusuhi siapapun meski kamu menduga orang itu tidak dapat mengganggumu. Dan jangan mengelak persahabatan orang yang kamu kira tidak akan membawa manfaat bagimu. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan kamu takut terhadap gangguan musuh dan kapan kamu mengharapkan persahabatan seorang kawan”.

Obat Pencuri
Seseorang mencuri untuk memenuhi kebutuhannya dan terpaksa mengambil haknya dari si kaya. Jika saja harta dizakati dan dikelola dengan baik,  kasih sayang dicurahkan pada mereka tentulah mereka berhenti berbuat begitu.

JUMLAH KAWAN
Sayidina Ali ra ditanya tentang berapa jumlah kawannya.
Beliau menjawab :
“ Aku tidak tahu karena sekarang ini dunia sedang mendatangiku (hidup Berjaya) dan semua kawan-kawanku mendatangiku. Aku tidak mengetahui kelak bila dunia membelakangi aku. Sebaik-baik kawan adalah mereka yang mendatangi anda di saat dunia meninggalkan(membelakangi) anda “



Kamis, 27 November 2014

Konferensi Muslimat Ancab Pacet Mojokerto 2014

Sehubungan dengan berakhirnya masa bhakti pengurus Muslimat Ancab Pacet periode 2009 - 2014, maka pada tanggal 16 November 2014 diadakan Konferensi untuk memilih ketua baru masa bhakti 2014 - 2019 yang bertempat di Aula NU Pacet  Mojokerto. Acara konferensi dihadiri oleh beberapa Pengurus MWC NU Pacet, Muspika Kecamatan Pacet dan Pimpinan Cabang Muslimat Kabupaten Mojokerto.
Sedangkan peserta konferensi terdiri dari tiga utusan  dari 20 Ranting Muslimat NU yang ada di wilayah Pacet. Dalam sambutannya, Pimpinan Cabang Muslimat, Hj Khotijah Tamhid menyambut baik diadakanya konferensi untuk penyegaran pengurus dan berharap agar dengan kepengurusan yang baru, Muslimat semakin maju dan bermanfaat bagi umat.
Dalam sidang terakhir, yang terpilih menjadi ketua Muslimat NU Anak Cabang Kecamatan Pacet adalah Hj. Rosyidatul Ummah dari Pandanarum Pacet. Ketika didapuk menyampaikan kata sambutan, beliau terisak demi mengemban amanat dan mengharapkan kerjasama yang solid antar pengurus dan warga Nahdliyin Kecamatan Pacet.







Sabtu, 25 Oktober 2014

BERBAGAI KEGIATAN

Berbagai Kegiatan yang dilaksanakan Pengurus MWCNU Kec. Pacet Mojokerto Jawa Timur berkolaborasi dengan Muslimat, Fatayat, Ansor dan IPNU/IPPNU tahun 2014. Mulai dari Pengajian Rutin, peringatan Harlah NU, Musabaqoh, Ziarah, Seminar, Pembangunan Kantor yang masih berjalan, dan lain-lain



















Minggu, 21 September 2014

Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif

Menurut Prof. Mudjia Rahardja, salah satu pertanyaan penting dan sering muncul dari para peneliti dan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian adalah masalah triangulasi. Banyak yang masih belum memahami  makna dan  tujuan tiangulasi dalam penelitian, khususnya penelitian kualitatif. Karena kurangnya pemahaman itu, sering kali muncul persoalan tidak saja antara mahasiswa dan dosen dalam proses pembimbingan, tetapi juga antar dosen pada saat menguji skripsi, tesis, dan  disertasi.  Hal ini tidak akan terjadi jika masing-masing memiliki pemahaman yang cukup mengenai triangulasi. Umumnya pertanyaan berkisar apakah triangulasi perlu dalam penelitian dan jika perlu, bagaimana melakukannya. Berikut uraian ringkasnya yang disari dari berbagai sumber dan pengalaman penulis selama ini.
Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan  dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang. Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal.  Karena itu, triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak  mungkin bias  yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data.
Sebagaimana diketahui dalam penelitian kualitatif peneliti itu sendiri  merupakan instrumen utamanya. Karena itu, kualitas penelitian kualitatif sangat tergantung pada kualitas diri penelitinya, termasuk pengalamannya melakukan penelitian merupakan sesuatu yang sangat berharga. Semakin banyak pengalaman seseorang dalam melakukan penelitian, semakin peka memahami gejala atau fenomena yang diteliti. Namun demikian, sebagai manusia, seorang peneliti sulit terhindar dari bias atau subjektivitas. Karena itu, tugas peneliti mengurangi semaksimal mungkin bias yang terjadi agar diperoleh kebenaran utuh. Pada titik ini para penganut kaum positivis meragukan tingkat ke’ilmiah’an  penelitan kualitatif. Malah ada yang secara  ekstrim menganggap penelitian kualitatif tidak ilmiah.
Sejarahnya, triangulasi merupakan teknik yang dipakai untuk melakukan survei dari tanah daratan dan laut untuk menentukan  satu titik tertentu  dengan menggunakan beberapa cara yang berbeda. Ternyata teknik semacam ini terbukti mampu mengurangi bias dan kekurangan yang diakibatkan oleh pengukuran dengan satu metode atau cara saja. Pada masa 1950’an hingga 1960’an, metode tringulasi tersebut mulai dipakai  dalam penelitian kualitatif sebagai cara untuk meningkatkan pengukuran validitas dan memperkuat kredibilitas temuan penelitian dengan cara membandingkannya dengan  berbagai pendekatan yang berbeda.
Karena menggunakan terminologi dan cara yang mirip dengan model paradigma positivistik (kuantitatif), seperti pengukuran dan validitas, triangulasi mengundang perdebatan cukup panjang di antara para ahli penelitian kualitatif sendiri. Alasannya, selain mirip dengan cara dan metode penelitian kuantitatif, metode yang berbeda-beda memang dapat dipakai untuk mengukur aspek-aspek yang berbeda, tetapi toh juga akan menghasilkan data yang berbeda-beda pula. Kendati terjadi perdebatan sengit, tetapi seiring dengan perjalanan waktu, metode triangulasi semakin lazim dipakai dalam penelitian kualitatif karena terbukti mampu mengurangi bias dan meningkatkan kredibilitas penelitian.
Dalam berbagai karyanya,  Norman K. Denkin  mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Sampai saat ini, konsep Denkin ini dipakai oleh para peneliti kualitatif di berbagai bidang. Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu: (1)  triangulasi metode, (2) triangulasi antar-peneliti (jika penelitian dilakukan dengan kelompok), (3) triangulasi sumber data, dan (4) triangulasi teori. Berikut penjelasannya.
1. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data  dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara terstruktur. Atau, peneliti menggunakan wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Karena itu, triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya. Dengan demikian, jika data itu sudah jelas, misalnya berupa teks atau naskah/transkrip film, novel dan sejenisnya, triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun demikian, triangulasi aspek lainnya tetap dilakukan.
2. Triangulasi antar-peneliti dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui memperkaya khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek penelitian. Tetapi perlu diperhatikan bahwa orang yang diajak menggali data itu harus yang telah memiliki pengalaman penelitian dan  bebas dari konflik kepentingan agar tidak justru merugikan peneliti dan melahirkan bias baru dari triangulasi.
3. Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan  pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara  itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.
4. Terakhir adalah triangulasi teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis statement.  Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang televan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu  menggali pengetahuan teoretik secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. Diakui tahap ini paling sulit sebab peneliti dituntut memiliki expert judgement ketika membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih jika  perbandingannya  menunjukkan hasil yang jauh berbeda.


Mengakhiri tulisan ini, saya ingin menyatakan bahwa triangulasi menjadi sangat penting dalam penelitian kualitatif, kendati pasti menambah waktu dan beaya seta tenaga. Tetapi harus diakui bahwa triangulasi dapat meningkatkan kedalaman pemahaman peneliti baik mengenai fenomena yang diteliti maupun konteks di mana fenomena itu muncul. Bagaimana pun, pemahaman yang mendalam (deep understanding) atas fenomena yang diteliti  merupakan nilai yang harus diperjuangkan oleh setiap peneliti kualitatif. Sebab, penelitian kualitatif lahir untuk menangkap arti (meaning) atau memahami gejala, peristiwa, fakta, kejadian, realitas atau masalah tertentu mengenai peristiwa sosial dan kemanusiaan dengan kompleksitasnya secara mendalam, dan bukan untuk  menjelaskan (to explain) hubungan antar-variabel atau membuktikan hubungan sebab akibat atau korelasi dari suatu masalah tertentu. Kedalaman pemahaman akan diperoleh hanya jika data cukup kaya, dan berbagai perspektif digunakan untuk memotret sesuatu fokus masalah secara komprehensif. Karena itu, memahami dan menjelaskan jelas merupakan dua wilayah yang jauh berbeda. Selamat mencoba!

Jika Aku Menjadi ...


Jika Aku Menjadi


Tawassul Rotib al Haddad

                                              8ã9<ã è%ã=eã dpã  ògAq%
   8äE<vã èË] è%ã=eã è1äI è~ç<ã9~A 0p< #ã Ö7äZeã
8ã9<ã 9jI    |qfQ   oæ êã 9çQ è~ç<ã
xã9Qvã $Q =Jneãp  xwçeã SY8p  xäQ9eã dqç]p  xäZFeã Ö~m $Q
×××Ö7äZeã ÙÜ êã dqA< éZËJUã  è~ç<ã Õ=N1 #ãp 
                                                                                          
                                           Terus baca Rotib al Haddad